banner 728x250

Festival Jajanan Legendaris Kembali Ramaikan Kota

  • Bagikan
banner 468x60

Juni 2025 – Setelah vakum beberapa tahun karena pandemi dan pembatasan sosial, akhirnya Festival Jajanan Legendaris kembali digelar di jantung kota. Ribuan pengunjung tumpah ruah di alun-alun utama sejak pagi hari, antusias mencicipi beragam kuliner tradisional yang selama ini hanya bisa dikenang lewat cerita atau nostalgia masa kecil.

Lebih dari 150 tenant kuliner dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul di satu tempat. Mulai dari jajanan pasar khas Jawa, makanan tradisional dari Sumatera, hingga kuliner eksotis dari Kalimantan dan Papua, semuanya menyatu dalam semangat pelestarian budaya rasa Indonesia.

Example 300x600

Jajanan Legendaris, Rasa yang Tak Pernah Luntur

Salah satu daya tarik utama festival ini adalah kehadiran jajanan legendaris yang sudah mulai sulit ditemui di pasar modern. Beberapa di antaranya bahkan dibawa langsung oleh pelaku usaha kuliner lintas generasi yang telah mempertahankan resep warisan keluarga selama puluhan tahun.

Berikut beberapa jajanan legendaris yang paling diburu pengunjung:

  • Kue Rangi Betawi – gurih-manis khas kelapa parut dan saus gula merah

  • Serabi Notosuman Solo – lembut, legit, dan selalu ramai antrean

  • Papeda Ikan Kuah Kuning dari Papua – kenyal dan aromatik

  • Otak-Otak Palembang bakar daun pisang – sedap, harum asap

  • Getuk Lindri Jawa Tengah – warna-warni nostalgia masa kecil

“Rasanya seperti balik ke masa kecil. Saya makan getuk terakhir kali 15 tahun lalu,” ujar Fina, pengunjung asal Semarang yang rela datang pagi-pagi bersama keluarganya.


Lebih dari Sekadar Makan, Ini Perayaan Budaya

Festival ini bukan sekadar ajang makan, tapi perayaan budaya dan identitas lokal. Di setiap stan, pengunjung tidak hanya mencicipi makanan, tetapi juga bisa menyaksikan proses pembuatannya secara langsung. Mulai dari proses pengayakan tepung untuk klepon, hingga pembakaran sate ala Madura yang menebar aroma khas, semuanya menjadi tontonan menarik.

Tak hanya itu, acara ini juga dimeriahkan dengan:

  • Workshop memasak jajanan tradisional

  • Live music keroncong dan gamelan

  • Lomba menghias kue tradisional anak-anak

  • Pameran sejarah kuliner Indonesia


Kembalinya Kuliner Daerah ke Panggung Utama

Menurut data panitia, lebih dari 20.000 pengunjung hadir dalam dua hari pertama festival, dengan omzet pedagang mencapai lebih dari Rp 1,2 miliar. Angka ini membuktikan bahwa kuliner daerah, terutama jajanan pasar dan makanan tradisional, masih memiliki tempat di hati masyarakat modern.

Di era serbacepat dan digital seperti sekarang, banyak yang mengira bahwa makanan tradisional akan tergerus tren. Namun Festival Jajanan Legendaris membuktikan sebaliknya: rasa otentik tetap tak tergantikan.


Usaha Mikro Lokal Jadi Sorotan

Salah satu tujuan utama festival ini adalah mendorong UMKM kuliner lokal agar bisa naik kelas. Melalui kurasi ketat dan pendampingan oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif, para pelaku usaha kecil diberi panggung yang luas untuk tampil dan berpromosi.

“Kami dulu cuma jual di depan rumah. Sekarang, pesanan online dari luar kota mulai berdatangan,” kata Bu Marni, penjual kue mendut dari Bantul.

Acara ini juga memberikan sertifikasi higienitas dan pelatihan digital marketing bagi semua peserta, agar bisnis mereka tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang.


Edukasi Lewat Rasa

Yang menarik, festival ini juga disisipkan elemen edukatif. Di beberapa titik lokasi, terdapat infografik sejarah jajanan Indonesia lengkap dengan asal-usul, bahan, dan filosofi masing-masing hidangan.

Contohnya:

  • Klepon: melambangkan kejutan manis dari dalam, sering disajikan di acara lamaran

  • Wajik: simbol keberkahan dan keteguhan, banyak ditemukan di perayaan panen

  • Lemper: lambang kelekatan keluarga, disajikan di acara adat Betawi dan Jawa


Langkah Menuju Internasionalisasi Kuliner Tradisional

Tak tanggung-tanggung, pihak penyelenggara telah menjalin kerja sama dengan beberapa food vlogger internasional dan media kuliner asing. Tujuannya adalah agar kuliner tradisional Indonesia bisa dikenal lebih luas, dan pada akhirnya, mampu bersaing di pasar global.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahkan menyebut festival ini sebagai bagian dari “Jalur Rasa Nusantara 2025”, program nasional untuk diplomasi kuliner Indonesia di luar negeri.


Penutup: Rasa yang Mengikat Generasi

Festival Jajanan Legendaris bukan hanya soal makanan. Ini adalah soal identitas, warisan budaya, dan memori kolektif masyarakat Indonesia. Di tengah gelombang modernisasi, festival seperti ini menjadi pengingat bahwa keanekaragaman rasa adalah kekayaan sejati bangsa.

“Boleh modern, boleh kekinian, tapi jangan lupa sama cita rasa asli tanah air kita,” pungkas Chef Yudha, salah satu kurator festival tahun ini.

jangan lupa membaca artikel viral ianya.

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *